Assalammualaikum
Quartet oleh Saidatul Saffaa sebenarnya novel yang membuatkan aku menimbang sama ada should I or should I not read it sebab dari sinopsis yang aku baca – pendek kata, ada yang aku tak berkenan dari sekilas perenggan sinopsis itu.
Tapi bila dah berkali-kali novel ni naik depan mata aku, I decide then – why not? Jadi aku baca sampai first part, which I found quite interesting frankly sebab aku rasa dia ada kaitan jugak dengan perspektif biasa kita sebagai perempuan. Lol.
Atau aku…heh.
Lepastu aku gatal tangan baca last chapter and I was like…shoot! I hate this! Aku taksuka stail cerita end macam ni. Jadi aku stop dan letak novel ni ke tepi. Sebab aku takboleh brain kenapa? But I end up, picking it back after a day or two, and continue reading it sampai ke halaman terakhir sebab aku curious.
.
.
.
It is beautiful, somehow?
Kalau baca review dekat Goodreads pun sebenarnya banyak review yang bercampur, antara yang suka sangat dan tak suka. Lagipun, aku rasa ramai yang kecewa sebab letakkan penulis sama stail-nya dengan salah seorang penulis dari penerbitan yang sama just because she wrote about islamic-hijrah too. Aku rasa sangat harsh untuk cakap cerita ini hanya berkisar tentang Misa, watak utama, yang sibuk untuk mencari peneman hidup. Novel ni macam coming-of-age pun ada, progress buku dari halaman pertama hingga ke hujung buat pembaca sama-sama ‘membesar’ dengan Misa.
Sama-sama berbunga hati dengan Misa.
Sama-sama struggle dengan struggle Misa.
Sama-sama terkesan dengan apa yang Misa lalu.
Sama-sama jugak kita tengok dia bangun bila the same thing keep toppling her. People would think she is stupid for doing so, tapi kan – aren’t we all like that? Ada satu masa aku rasa karakter Misa tu sebenarnya macam satu sarcasm yang kita taknak terima sebab macam tak logik je tindakan dia tu.
Tapi, entahlah – it screams. Loud but I heard it in mumble because aku dengar dengan takpakai spect mata.
Lol.
Ada sesuatu dalam novel ni yang buat it lingers in mind. Aku taktau... sebenarnya, aku taknak describe. Selain itu, among things yang aku boleh pick up dari novel ni:
1. Kadar kelajuan perubahan seseorang itu taksama, you can’t expect people to have the same success rate just because you have it that way.
2. The fact that there are people around you, who cares for you, despite you not seeing them – is just a huge blessing in disguise.